17Kumpulan Doa Sehari Hari Kristen Katolik Bersamakristus . Doa Hari Guru A . Doa Katolik Untuk Orang Sakit Dan Menderita Agar Lekas Sembuh Yukristen . Doa Spontan Katolik Untuk Orang Tua Secara Singkat . Kumpulan Contoh Doa Singkat Terbaru Doa Katolik Untuk Orang Meninggal . Doa Untuk Keluarga Katolik Secara Singkat Yosefpedia Com . 5 Doa
- Dalam proses belajar mengajar di sekolah, Kritik dan Saran sangat dibutuhkan oleh seorang guru agar menjadi tenaga pendidik yang lebih baik. Namun perlu diingat bahwasanya guru adalah orangtua kedua kita dirumah, maka dari itu gunakanlah bahasa yang baik dan sopan dalam memberi kritikan, serta lengkapi juga dengan saran. Berikut contoh Kritik dan Saran untuk Guru di sekolah, tetap sopan dan penuh dorongan untuk berkembang terbaik 2023. == Kritik dan Saran Untuk Guru == 1. Kritik Guru kurang interaktif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Saran Supaya pembelajaran menjadi lebih menyenangkan lagi, saya memiliki saran agar bapak/ibu menggunakan media seperti musik ataupun film agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. 2. Kritik Guru tidak memberikan kesempatan bertanya untuk siswa. Saran Terkadang kami para siswa bingung atas apa yang diajarkan bapak/ibu. Saya harap bapak/ibu dapat memberikan sedikit waktu agar kami bisa bertanya. 3. Kritik Guru jarang masuk untuk memberikan materi pengajaran. Saran Saya berharap, bapak/ibu banyak memberikan materi pembelajaran secara langsung. Sehingga kami dapat belajar dan mudah dalam mengerjakan ujian yang ada. 4. Kritik Tugas yang diberikan terlalu banyak. Saran Mohon maaf bapak/ibu, karena tugas yang diberikan terlalu banyak dan memberatkan kami para siswa. Jika diperbolehkan untuk mengurangi tugas yang ada sehingga kami tidak kesulitan dalam mengerjakannya. 5. Kritik Guru kurang mengikuti perkembangan teknologi yang seharusnya berguna dalam proses belajar mengajar. Saran Saran saya, guru perlu beradaptasi dengan teknologi yang dapat mendukung kegiatan belajar-mengajar, sehingga penyampaian materi lebih segar dan optimal. 6. Kritik Guru olahraga terlalu banyak teori dan sedikit praktik. Saran Saya memberi saran supaya Bapak Guru lebih fokus dalam praktik olahraga ketimbang teori dan materi. Sebab pelajaran olahraga adalah materi yang berkaitan dengan fisik dan praktik langsung. 7. Kritik Bapak guru sering meninggalkan kelas saat ulangan. Saran Saya berharap supaya Bapak Guru dapat berada di dalam kelas selama ulangan berlangsung untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal. 8. Kritik Guru Sejarah jarang bercerita tentang sejarah, padahal sejarah erat dengan cerita masa lalu. Saran Saran saya supaya Ibu Guru sering bercerita tentang sejarah. Selain mudah dipahami, cerita sejarah juga menyenangkan dan disukai siswa. 9. Kritik Guru matematika tidak mengulangi rumus-rumus sulit yang telah diajarkan, padahal kami belum memahaminya. Saran Kepada Guru matematika, saya harap bapak guru dapat mengulangi materi dan rumus-rumus yang sulit untuk kita pahami. 10. Kritik Bapak Guru memakai bahasa yang sulit dipahami ketika proses pembelajaran. Saran Saran dari saya, Bapak Guru perlu menggunakan bahasa dalam mengajar yang mudah dipahami oleh siswa. Baca juga 21 Contoh Kalimat Kritik dan Saran untuk Guru Sekolah yang Baik dan Sopan == Kritik dan Saran Untuk Guru == 11. Kritik Bapak Guru kurang informatif dan interaktif dalam penyampaian materi pembelajaran. Saran Saran saya supaya Bapak Guru menggunakan metode penyampaian materi pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan, misalnya dengan cerita, permainan, tebak-tebakan, dan sebagainya. 12. Kritik Ibu Guru sering memarahi siswa yang kurang pintar, padahal mereka juga butuh dukungan dari seorang guru dalam belajar. Saran Saran saya supaya Ibu Guru tidak memarahi siswa yang belum bisa, sehingga siswa tidak kehilangan semangat untuk belajar. 13. Kritik Sistem Pembelajaran Online hanya Memindahkan Tugas ke Media Digital Saran Hadirkanlah soal atau tugas yang Higher Order Thinking Skills HOTS agar siswa mau berpikir kritis, sintesis, analitis, dan evaluatif. Jika soal dan tugas hanya memindahkan dari buku paket, maka Google pasti lebih pintar. 14. Kritik Guru PPL kurang interaktif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Saran Saya memberi saran supaya Guru PPL lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, misalnya dengan permainan atau cerita yang interaktif. 15. Kritik Guru selalu memberi PR yang sangat banyak. Saran Saran saya adalah Ibu Guru jangan memberi PR terlalu banyak, karena siswa juga butuh waktu di rumah untuk istirahat dan melakukan aktivitas lain. 16. Kritik Ibu Guru kurang peduli dengan siswanya yang memperoleh nilai rendah. Saran Saya berharap Ibu Guru juga memperhatikan siswanya yang memiliki nilai rendah. 17. Kritik Guru bahasa Indonesia terlalu sering memberi tugas siswa membuat cerpen. Saran Saya harap Bapak Guru tidak terlalu banyak memberi tugas cerpen kepada kami. 18. Kritik Guru jarang membahas soal-soal hasil ujian. Saran Saya memberi saran supaya Guru lebih sering membahas soal-soal hasil ujian, karena memahami soal tersebut sangat penting untuk menghadapi ujian berikutnya. 19. Kritik Ibu Guru sering memberi PR yang tidak sesuai dengan materi yang baru disampaikan. Saran Saran saya supaya Ibu Guru dapat memberi PR yang sesuai dengan materi yang baru disampaikan, supaya siswa lebih mudah memahami dan mengerjakannya. 20. Kritik Ibu Guru terlalu awal memulai jam pembelajaran, padahal bel masuk belum berbunyi. Saran Saran saya kepada Ibu Guru adalah supaya Ibu dapat memulai jam pembelajaran tepat ketika bel masuk berbunyi. Demikian kumpulan Kritik dan Saran untuk guru terbaru tahun 2023 tetap sopan dan penuh dorongan, yang dilansir dari berbagai sumber. Baca juga 12 Contoh Kritik dan Saran Guru dalam Pembelajaran, Ucapan Perpisahan yang Membangun dan Menyentuh Baca Berita dan Artikel lainnya melalui Google News.
Karyailmiah ini mengambil subjek novel "Negeri 5 Menara". Novel ini mewakili novel-novel lain yang bertemakan kehidupan seorang anak yang hidup dalam lingkungan pondok pesantren. 3.2 Tehnik Pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam karya ilmiah ini adalah "Pengamatan atau Observasi".Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perkembangan teknologi adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dan membawa banyak perubahan. Hampir semua aktivitas terasa mudah dikerjakan, akan tetapi banyak dampak yang tidak mudah dikendalikan. Termasuk dalam dunia dan internet layaknya dua sisi mata pedang. Di satu sisi mereka memudahkan setiap aktivitas individu dan membantu siswa dalam mencari informasi apapun terkait pembelajaran di sekolah. Siswa menjadi terbantukan jika ada soal-soal sulit yang jawabannya tidak mereka dapatkan di buku sekolah. Tapi pada sisi lain juga bisa menjadi candu yang berbahaya dan mengurangi kemampuan berpikir kritis dari para sebagai garda terdepan dunia pendidikan, para guru belum memahami sepenuhnya paradoks perkembangan teknologi dan internet ini. Guru justru menggunakan kemudahan yang ditawarkan teknologi dan internet dalam meringankan beban kerja mereka, tapi tidak memikirkan dampak negatif yang bisa ditimbulkan terhadap siswa. Pada tingkat pendidikan menengah ke atas, mendidik siswa melalui gawai seolah menjadi sebuah kebiasaan, dan berkembang menjadi budaya baru. Dengan harga gawai dan paket internet yang terjangkau, guru seolah berpikir setidaknya setiap siswa mereka dibekali gawai dan nomor telepon selular oleh orang tuanya. Dengan begitu, guru akhirnya menjadi lebih sering memberi tugas melalui aplikasi pesan. Tak jarang pula, informasi terkait sekolah dan tugas-tugas anak didik disampaikan lewat pesan singkat secara mendadak. Kondisi ini akhirnya membebani beberapa orang tua siswa. Mereka mau tidak mau harus membekali anak-anak mereka dengan gawai supaya tidak ketinggalan informasi tugas sekolah. Padahal, tidak semua orang tua dan siswa mampu dan mau membeli gawai dan paket aplikasi WhatsApp di gawai anak saya misalnya, terdapat beberapa grup yang dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran tertentu, seperti grup Tugas IPA, grup Tugas IPS, grup Bahasa Inggris, dan lainnya. Setiap sore atau malam hari sepulangnya dari sekolah, bisa dipastikan putri saya selalu mengecek pesan di grup-grup tersebut, sekiranya ada tugas mendadak yang diberikan guru. Dan tidak sekali dua kali saja saya membaca pesan di grup WhatsApp putri saya, guru sekolahnya memberi tugas secara mendadak. Malam hari dikerjakan, besok harus ini memang tak bisa dihindari. Keberadaan gawai membuat informasi yang disampaikan guru atau pihak sekolah bisa cepat tersampaikan secara mudah. Namun ini juga sekaligus menjadi sebuah paradoks tersendiri. Di saat orang tua sedapat mungkin membatasi penggunaan gawai oleh anak mereka, guru malah membuat anak didik mereka menjadi tergantung pada keberadaan gawai sebagai media penyambung informasi itu, penyampaian tugas sekolah atau materi pendidikan lainnya melalui gawai dan internet membuat siswa menjadi malas membaca buku, serta mengurangi daya berpikir kritis mereka. Siswa seolah merasa tanpa adanya buku, informasi dan jawaban soal-soal yang diberikan guru bisa mereka dapatkan di internet. Siswa merasa tak perlu bersusah payah belajar grammar Bahasa Inggris, karena sudah ada Google Translate. Siswa merasa tak perlu bersusah payah menghafal berbagai rumus konversi satuan karena internet sudah menyediakannya, tinggal memasukkan angka dan sim salabim, keluarlah hasil perhitungan satuan pembelajaran seperti ini seolah menafikan arti penting gerakan literasi yang digelar pihak sekolah. Sebelum pelajaran dimulai, sekolah menyediakan waktu sekitar setengah jam supaya siswa bisa membaca berbagai macam buku di sekolah. Namun, ini menjadi tidak berarti karena sepulang sekolah, siswa kembali berkutat dengan gawai beberapa kesempatan pertemuan orang tua/wali murid dengan guru, berulang kali saya menyampaikan keberatan perihal penyampaian informasi sekolah dan tugas murid yang dilakukan guru melalui aplikasi perpesanan. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya